Sering kali kita melihat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hanya dari sisi luar—pakaian lusuh, tatapan kosong, atau perilaku yang tidak biasa. Banyak orang langsung memberi label “gila” tanpa memahami apa yang sebenarnya mereka alami. Padahal, ODGJ bukan sekadar kondisi mental yang kacau, tapi cerminan dari luka, trauma, dan tekanan hidup yang belum tertangani.

Kita perlu menyadari bahwa ODGJ adalah manusia yang memiliki perasaan, kebutuhan, dan hak yang sama seperti kita. Mereka tidak butuh dijauhi atau dicemooh. Mereka butuh lingkungan yang peduli, tenaga profesional yang sigap, dan ruang aman untuk pulih. Sayangnya, masyarakat masih menganggap gangguan jiwa sebagai aib, sehingga banyak dari mereka tidak mendapatkan perawatan yang layak.

Banyak kasus menunjukkan bahwa keluarga, tetangga, atau bahkan institusi kesehatan kadang justru memperburuk keadaan karena salah paham atau kurang empati. Kita bisa mengubah ini dengan cara sederhana: dengarkan mereka. Biarkan mereka bicara, sampaikan isi hati, dan jangan langsung menghakimi. Tindakan kecil seperti itu bisa membawa dampak besar bagi proses pemulihan mereka.

Pemerintah dan tenaga medis sudah mulai menggencarkan pendekatan yang lebih manusiawi. Namun, dukungan nyata tetap harus datang dari masyarakat sekitar. Kamu bisa mulai dari lingkup terkecil—keluarga, tetangga, atau rekan kerja—dengan tidak menyebar stigma dan ikut memberi ruang bagi mereka untuk pulih.

Ingat, gangguan jiwa bukan akhir dari segalanya. Dengan pendekatan yang tepat, banyak ODGJ bisa kembali berfungsi, bekerja, bahkan menginspirasi orang lain. Jadi, mari ubah cara pandang kita. Karena mereka bukan gila, mereka hanya butuh didengar, dipahami, dan ditemani pulang ke versi terbaik dari diri mereka casino online.

By admin